Pagi ini aku mendengar suaranya..
Tidak seberat peristiwa tahun lalu..
Aku tahu meskipun hatinya tidak pernah kembali utuh
Ia berusaha merangkai kembali hatinya
Sayang, ada bagian yang ia pisahkan.
Titi, aku biasa menyebutnya.
Panggilan itu aku dapat karena sifatnya yang kekanak – kanakan
Meskipun sebenarnya ia dewasa untuk seumuran dengannya, aku lebih suka melihatnya begitu.
Ia dapat meramaikan suasana dengan cara berpakaiannya yang ramai, merah kuning hijau ia gabung jadi satu.
Sikapnya pun ia buat seperti anak – anak, bukan karena ia ingin dipandang seperti itu, hanya karena ia ingin menyenangkan orang – orang yang berada didekatnya.
Aku melihat simfoni nyanyian keindahan terpancar dalam dirinya.
Pancaran matanya selalu menunjukkan kebaikan dalam dirinya, seperti mengatakan ”hai,, aku disini, aku akan buat harimu selalu menyenangkan..”
Kata – kata yang keluar dari mulutnya meski bukan seluruhnya kebenaran, tapi lebih kesebuah ketepatan dengan siapa dia berbicara, hanya karena ia tidak pernah ingin menyakiti lawan bicaranya.
Sedikit saja senyuman itu terlihat dari wajahnya, seperti sebuah teriakan ”Subhaanallah.. betapa indah ciptaanmu ini ya Allah..”
Hatinya ternyata jauh lebih indah dari yang terlihat,
Hatinya mampu memberikan seluruh cintanya kepada pasangannya, jauh melebihi kapasitas hati pasangannya.
Hatinya mampu menampung tombak yang menancap dan menjadikannya sebuah taman hati yang lebih indah dari sebelumnya.
Hatinya mampu merubah suasana perang menjadi sebuah medan puji – pujian.
Kasih sayang dan perhatiannya untuk seorang yang ia cinta tercurahkan senantiasa ia bernafas.
Aku selalu ingin melihat ia seperti itu,
Sayang keadaan memaksaku untuk tidak bisa melihatnya seperti dulu,
Semua keindahan dalam dirinya seperti terbelengu lapisan yang sangat tipis namun buram.
Apakah itu rasa sakit peristiwa masa lalu ?
Apakah itu cinta yang tidak pernah ia lupakan ?
Apakah itu cinta yang tidak berusaha ia lepaskan ?
Apakah itu rasa sesal cinta masa lalunya ?
Aku sendiri mencoba tidak mencari tau,
Sayang jawabannya tidak pernah lepas dari wajahnya,,
Semoga, aku bisa melihatnya seperti dulu.
Ps ; gw berusaha membuat bahasanya senorak mungkin, tapi ternyata masih kalah dengan aslinya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar