Zzzz.. Zzzz..

15.44 / Diposting oleh me, myself and mine / komentar (0)

Liatlah jam berapa sekarang?

Kemana kamu akan pergi setelah ini, tetap bertahan menanti desiran angin yang akan menyapamu atau kamu lebih memilih berteduh di bawah tatapan matanya; Kita tau bahkan setuju, angin kemarau tetap akan terasa panas meskipun bertiup kencang. Tapi tunggulah sejenak, biar musim yang berganti.


Pergantian bulan bukan terjadi begitu saja, hari-hari telah mengantri sambil menenteng keranjang jam, menit dan detik. Itulah makanan kita. Sarapan detik dengan tawa untuk mengisi keroncongan perut yang semakin bertambah maju karena kenikmatannya. Asap rokok tidak akan mampu membunuh kita, kebosananlah yang melakukannya.


Semoga kalian mengerti, mimpi-mimpi yang keluar akan jadi kenyataan. Hanya butuh tambahan waktu. Jika Injury time telah habis, masih ada perpanjangan waktu dan adu penalti. Pertandingan tidak akan selesai sebelum kalian menjadi pemenangnya. Bawakan kemari handuk dan sisa air minum yang kamu simpan.


Bolehkah aku bercerita?

Dia tak suka suaraku, aku suka suaranya. Dia tidak suka pujianku makin aku suka memujinya. Tak akan habis khayal ku dimakan waktu. Tentang dirinya. Laguku dan tarian jiwaku memuja pandangannya yang mengikat kemana pun gerakan ku untuk tidak jauh berada di sampingnya. Mungkin itu memang kamu, mungkin juga bukan. Sampai pada akhirnya, hanya akulah yang merapikan rambut poni mu yang sering berantakan. Berilah sedikit waktu, biar Tuhan yang memutuskan.


Rindu hanya ada dalam jarak 12 jam dengan kereta fajar Jogja.

Kemarilah, akan ku ceritakan dongeng sang kekasih yang tetap setia menunggu kepulanganmu. Aku tahu, kamu juga tahu. Kamu bukanlah wanita yang beruntung karena dicintainya tapi dia lah yang beruntung karena telah menemukanmu. Disini, saat cahaya merah telah pergi dua jam yang lalu.


Kereta akan datang sebentar lagi, bahkan sebelum kopi dan sebatang rokok ini habis menemani cerita kita. Biarlah aku bernapas sejenak, tanpa ada gangguan selain gas karbon dioksida yang kamu hembuskan. Oksigen yang aku hirup akan membawa serta semua cerita tentangmu, perjalanan dan impian-impian kita. Dan akan berubah menjadi energi untuk mempertemukan kita kembali di puncak dunia.. yang berbeda.



Terima kasih kepada para sahabat.

I never find someone like you,..

“Who Will Cry When you die”

17.41 / Diposting oleh me, myself and mine / komentar (0)

Mengambil judul yang sama dengan judul buku “Who Will Cry When You Die?” karya Robin Sharma -seorang CEO Sharma Leadership International, sebuah perusahaan jasa yang melayani pelatihan dan coaching-, dan terinspirasi dari salah satu tulisan Beliau dalam bukunya “The Greatness Guide”. Saya bermaksud ingin memberikan sebuah sudut pandang –kalau tidak bisa dikatakan memberikan pelajaran- mengenai hal tersebut.

Kita mungkin sering mengalami perpisahan, baik dengan teman, sahabat, atau orang yang kita sayangi. Saya juga pernah mengalaminya, dua moment yang membuat saya terharu adalah pertama ketika saya harus berpisah dengan sahabat saya karena ia kembali ke kota asalnya, dan kedua adalah ketika saya sendiri harus berpisah dengan para sahabat saya di Jogja, tepatnya tahun yang lalu.

Khusus yang kedua, perasaaan itu bercampur antara bersedih sekaligus sedikit senang. Perasaan sedih tidak perlu djelaskan lagi, tapi untuk perasaan senang, hal itu terjadi karena ternyata masih ada orang-orang yang sayang dengan saya ^_^ dan kita mereka bersedih karena kepergian saya –meskipun di belakang saya, saya tidak tahu apakah mereka benar-benar bersedih atau malah senang karena kepergian saya?? Hehe.. Thank You Guys..

Jarang ada orang-orang yang bersedia ikut bersedih atau paling tidak bersimpati terhadap kesedihan atau hal-hal buruk yang kita alami. Mungkin hanya segelintir orang-orang yang dekat dengan kita saja. Lebih banyak orang-orang yang merasa bahagia dan hadir saat kita bahagia, misalnya saat acara lulusan, ulang tahun apalagi pesta pernikahan kita. Tentunya, mereka akan dengan senang hati akan hadir dalam pesta pernikahan kita, kecuali mantan kita sepertinya. Hehe..

Nah, bagaimana kalau kita meninggal nanti? Jangankan menangis, siapa sajakah orang yang akan bersedia hadir saat kita meninggal nanti? Kita mungkin bisa membayar orang untuk hadir dalam pesta pembukaan restoran kita yang baru atau hajatan perayaan rumah baru, tapi membayar orang untuk hadir saat kita meninggal nanti, apakah mungkin? Apakah mungkin nanti mereka akan benar-benar hadir? Toh, kalau mereka tidak hadir, kita juga tidak bisa berbuat apa-apa bukan??

Yang ingin saya tegaskan disini adalah perasaan sedih, tangisan dan kesedian kita datang saat hari kematian seseorang alah sesuatu yang datang dari dalam hati, karena Perasaan SAYANG kita dengan orang tersebut. Karena kebaikan orang tersebut yang kita rasakan. Karena senyum sapa untuk kita. Karena mereka menghadirkan kebahagiaan untuk kita. Dan jasa-jasa mereka untuk kemanusiaan maupun kemajuan dan perdamaian dunia selama hidupnya. Dan sangatlah wajar di saat mereka meninggal, kita akan sangat merasa kehilangan yang mendalam.

Contohnya, Alm. Taufik Savalas, saya dengar ribuan orang mendatangi acara penguburannya. Lihat saja sendiri apa yang dia lakukan untuk orang di sekelilingnya dan para penggemarnya saat dia masih hidup, sampai ribuan orang menangis dan bersedia hadir saat dia meninggal. Saat masih hidup, Alm. Taufik Savalas bahkan dengan senang hati memandikan mayat tanpa dibayar sepeser pun. Dia beralasan, untuk tabungannya nanti setelah mati. Kematian Gus Dur bahkan ditangisi hampir seluruh bangsa Indonesia.

Memikirkan kematian menurut Robin Sharma (The Greatness Guide, hal 176) adalah sumber kebijaksanaan yang luar biasa. Mengingatkan diri bahwa di dalam seluruh skema kehidupan, kita tidak berada dalam dunia ini selamanya-, menjadi cara terbaik untuk mendorong semangat, mengambil resiko, dan masuk lebih dalam ke permainan kehidupan. Memikirkan kematian merupakan praktik brillian untuk menjaga agar kita tetap berfokus pada hal-hal yang paling penting, sebelum semuanya terlambat.

Mungkin berbuat baik terhadap banyak orang dengan harapan banyak orang yang akan menangis saat hati kematian kita bukanlah sebuah perbuatan riya, karena toh saat kita meninggal toh kita gak bisa pamer kebaikan kita, bukan? Dan berharap banyak orang yang menangisi kepergian kita paling tidak jauh lebih baik dibanding mereka berbahagia saat kita tiada, karena perbuatan buruk kita kepada mereka selama kita masih hidup.

Lakukanlah yang terbaik dalam hidup, dalam pekerjaan, target-target dalam hidup, dalam hubungan sesama manusia, dalam kehidupan cinta kita, dalam perbuatan baik dan amal kita, dalam kehidupan beragama, dalam hal apapun. Sebelum kita menyesal, kita belum berbuat sesuatu yang berguna dan berharga selama hidup kita.


Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah SAW senantiasa berdoa,
“Ya Allah, perbaiki urusan agamaku yang menjadi pelindung urusanku. Perbaiki urusan duniaku yang merupakan tempat kehidupanku. Perbaikilah urusan akhiratku sebagai tempat kembaliku. Dan jadikanlah kehidupan sebagai tambahan kebaikan kepadaku. Serta, jadikanlah kematian sebagai istirahatku dari segala kejelekan.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Hibban, dan Abu Nu’aim)

Label:

Jika Kami Bersama

09.12 / Diposting oleh me, myself and mine / komentar (0)



Jika Kami Bersama

Jika Kami bersama, nyalakan tanda bahaya
Jika kami berpesta, hening akan terpecah..
Aku, dia dan mereka memang gila memang beda,,
Tak perlu berpura-pura,, memang begini adanya..

Dan kami di sini,,, akan terus bernyanyi…

Dan jika kami bersama nyalakan tanda bahaya..
Musik akan menghentak.. anda akan tersentak!!
Dan kami tahu anda bosan dijejali rasa yang sama
Kami adalah kamu,, muda, beda dan berbahaya..–

(Ini lagunya you’re ready…)  –SDA–
Lepaskan semua belenggu yang melingkari hidupmu
berdiri tegak menantang di sana di garis depan..
aku berteriak lantang untuk jiwa yang hilang..
untuk mereka yang selalu tersingkirkan..
ketika tiada beban lagi untuk berlari,.
Ketika tiada orang yang akan peduli
Aku dan dia selalu menunggumu di sini..
angkat sekali lagi..

Dan kami di sini,,, akan terus bernyanyi.,..

Dan jika Jika Kami bersama nyalakan tanda bahaya..
musik akan menghentak.. anda akan tersentak!!
Aku, dia dan mereka memang gila memang beda,,
aku adalah kamu,, kita muda dan berbahaya..


Dan kami di sini,,, akan terus bernyanyi…

Dan jika Jika kami bersama nyalakan tanda bahaya..
musik akan menghentak.. anda akan tersentak
dan kami tahu anda bosan dijejali rasa yang sama
Kami adalah kamu,, muda beda dan berbahaya..

Dan jika Jika kami bersama nyalakan tanda bahaya..
musik akan menghentak.. anda akan tersentak!!
dan kami tahu anda bosan dijejali rasa yang sama
Kami adalah kamu,, muda beda dan berbahaya..

hooouwoohhooouuwoohooouuwoohooo…

http://musiklib.org/Superman_Is_Dead-Jika_Kami_Bersama-Lirik_Lagu
 
 
semoga bisa sekantor .. :):)
(harapan akhir bulan) 

Label:

Senyum Sang Maharani

20.25 / Diposting oleh me, myself and mine / komentar (1)

Ada rindu yang kau semai
Saat malam menjadi buaian dalam pelukan.
Dan embun pagi yang menetes beraturan.

Kamu yang tidak tahu,
Kapan gurun itu tercipta,
Atau hilangnya hamparan hijau
Dari rumput yang dulu senang bercanda.

Kembalilah,
Alirkan lagi indahnya senyuman,
Mengisi kembali oase yang hilang
Dari rangkaian garis kehidupan.

untuk kamu yang bersahabat dengan waktu
yang bersemayan dalam jiwaku..


to : Maharani
Maret 2010
Jakarta

Label:

Accidentally In Love

11.58 / Diposting oleh me, myself and mine / komentar (0)

Jakarta, November 2007

Langit yang cerah di akhir minggu ini tampak kontras dengan suasana hatinya yang seperti terkena badai. Bahkan Mei sudah meramalkan kapan badai tersebut akan datang, namun tetap saja ia tidak mampu menghindar. Badai yang ternyata lebih besar dari perkiraannya.

Hari ini ia rencanakan menghindar. Dengan melihat dunia luar.

Mei sudah mengatur jadwalnya untuk berangkat pagi dari pukul 8 ia harus sudah tiba di terminal Kampung Rambutan dan berencana mengelilingi Jakarta dengan Trans Jakarta seharian penuh atau bahkan besok ia akan kembali melakukan hal yang sama. Yang penting baginya, ia menghirup kesegaran udara luar, meski Jakarta penuh polusi, baginya itu lebih baik untuk dia bisa bernafas saat ini. Dadanya terasa sangat sesak jika ia sendiri.

Sesempurna apapun yang Mei rencanakan, selalu ada yg terlupa atau hal lain yang tidak direncanakan datang. Seperti susunan lagu yang ia putarkan di ipod nya. Terselip sebuah lagu yang kembali menyakiti dirinya. Yang mengingatkan kembali ajakan untuk melupakan kekasihnya secara pelan-pelan.

Kekasihnya, ika, adalah yang penyebab badai yang menghantam hatinya kini. Bukan subjeknya. Lebih tepat kondisi diantara mereka berdua. Perpisahan yang direncakan karena adanya penyatuan dua insan manusia lain, mantan kekasihnya dengan pria lain. Mereka akan menikah hari ini. Pernikahan yang telah lama direncanakan sebelum Mei datang, atau tepatnya dipaksakan.

Kemarin ia telah menghapus segala hal yang berhubungan dengan Ika. Mereka berdua telah menyerah pada takdir. Hari ini mereka kembali menghadapi realita.

Mei juga bukan orang yang benar. Tapi tak sepantasnya disebutnya dia salah. Kehadiran Mei diantara mereka bukanlah direncanakan atau disengaja. Mungkin takdir yang memaksakan. Bukan keinginan atau logika Mei. Mei sudah berusaha bersikap sewajar mungkin. Bahkan terlihat tidak nyata dalam pandangan Ika. Sama seperti pandangan Ika terhadap ratusan papan nama toko yang terletak di Jalan Gadjah Mada, begitu blur. Mei juga tidak ingin melihat Ika, pada niat awalnya.

Ika tidak boleh disalahkan. Ia hanya korban perasaan. Ia hanya menjalani apa yang orang lain rencanakan, yang mungkin tidak pernah ia bayangkan. Sikap patuhnya membuatnya menyimpan rasa sakit dalam hatinya. Bagaimana pun ia tidak terlalu peduli, tetap selalu ia rasakan. Ingin sekali ia teriak-teriak di depan perencana hidupnya. Sayang agama melarangnya, kembali ia mematuhinya. Ia memang bukan budak yang senantiasa mematuhi majikannya, ia hanya bidadari surga yang ingin kembali ke tempat asalnya setelah mati.

Mereka berdua berada dalam garis abu-abu. Jangan salahkan atas sikap mereka. Sungguh pun mereka disalahkan, kita pun bukan hakim yang pantas menghakimi apa yang mereka lakukan. Bagaimana kita bisa menghakim sesuatu yang tidak tampak, sesuatu yang hanya mungkin fantasi mereka. Fantasi yang kebetulan menempatkan mereka dalam ruang dan waktu yang sama. Fantasi yang hanya mereka berdua rasakan. Karena mereka berada dalam sinyal yang sama untuk menempatkan fantasi mereka dalam sebuah rangkaian kebahagiaan yang tidak pernah mereka temukan sebelumnya, atau pernah, mungkin mereka lupa.

Dalam film (500)Days of Summer, fantasi mereka disebut Love.

Bagaimana ini bisa disebut sebuah kejahatan? Tidak ada barang bukti kejahatan perasaan dalam kasus ini. Tidak ada perebutan kekuasaan atas hati seseorang disini. Kekuasaan perasaan Ika murni miliknya, bukan orang yang berada disampingnya sekarang. Itu pun bukan sebuah kebohongan, pernah kah pria itu menanyakannya, sehingga Ika menjawabnya dengan sebuah kebohongan? Sekiranya yang mereka lakukan dari kemarin itu adalah hubungan formal, seperti sebuah status yang diberikan kerajaan mereka masing-masing.

Mei juga demikian, sedikit pun ia tidak berniat untuk dicintai Ika. Mei tahu, siapa Ika dan pria di sampingnya. Logika dan perasaannya juga tidak pernah menunjukkan adanya tanda-tanda untuk mempunyai perasaan terhadapnya. Logikanya berkata Ika hanya seorang kenalan baru. Perasaannya Mei juga masih milik yang lain. Sayang, Mei tidak mampu menangkap firasat yang diberikan Tuhan malam itu, malam pertemuan dengan Ika. Seseorang yang menciptakan badai yang dasyat pada hari ini.

Akhirnya mereka berdua berkenalan.

Tiga purnama berganti, mereka baru bertemu kembali. Mereka membicarakan kesibukan mereka. Mereka membahas teman-teman mereka. Mereka berbagi cerita tentang hal yang mereka lakukan setiap hari dengan pacarnya masing-masing. Mereka saling menasihati. Mei sering membanggakan pacarnya, Ika malas membahas hubungannya.

Setiap malam mereka berdoa kepada Tuhan. Untungnya Tuhan mereka sama, jadi tak perlu kecanggungan untuk berdoa bersama. Doa mereka setiap malam selalu ingin tidur nyenyak pada malam hari dan bangun dengan perasaan senang di pagi hari.

Dan mereka saling tahu doa mereka selalu terkabul.


Mei akhirnya sendiri. Hubungan dengan pacarnya berakhir. Perlu setengah tahun untuk merenovasi hatinya kembali. Ia menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Ika pun sedikit terlupakan. Meski kehilangan, Mei mendapat pekerjaan yang ia inginkan. Semangatnya kembali berdiri.

Mei bertemu Ika lagi. Pertemuan kedua ini juga terjadi begitu saja. Tanpa ada yang direncanakan, karena tempat tinggal mereka berjauhan.

“Kenapa kamu tertawa?” ucap Mei.
“Tidak apa-apa. Hanya ingin..” balas Mei. Dalam hatinya, Mei juga tidak dapat menjelaskan apa penyebabnya tertawa. Seolah-olah, ia anak bayi yang selalu tersenyum ketika dirinya merasa bahagia.

----*----*-----


Mei mendapati tempat duduk tidak jauh dari supir Trans Jakarta. Entah kenapa hari ini, Trans Jakarta sepi. Sehingga ia dapat melihat orang-orang yang duduk di depannya.

Pikirannya kembali melayang.

Mei dan Ika beberapa kali berjalan-jalan. Kemana saja. Naek Trans Jakarta, Naek kereta api. Tidak peduli kemana, tidak peduli naik apa. Siapa yang peduli. Asal mereka berdua cukup merasa senang jika pergi bersama. Bukankah tempat manapun akan terasa indahnya jika kita bahagia.

Mereka suka berbincang. Bercanda. Mei suka memegang hidung Ika, mungkin ia gemas. Ika suka merapihkan rambut Mei. Mereka suka berfoto. Di berbagai tempat dengan berbagai pose. Seperti dua sahabat yang telah bertahun-tahun bersama.

Ada hal yang paling mereka suka saat menaiki Trans Jakarta atau kereta api. Mereka duduk bersebarangan, mendengarkan lagu dari ipod masing dan saling menatap, menyelusuri setiap jejak jasmani dan batin diri sendiri dan pasangan di depannya. Ritual ini jauh lebih membuat mereka saling mengenal lebih dalam satu sama lain.

Fantasi mereka akhirnya muncul.

Mei mencintai Ika.
Namun bukan seperti manusia modern yang menderita karena ingin dicintai orang lain. Seperti Artis-artis yang rela melakukan apa saja agar banyak orang yang ngefans. Calon pejabat yang rela mengeluarkan banyak uang supaya banyak pendukungnya. Atau pun para wanita yang rela bersakit-sakitan agar badannya menjadi kurus, agar dirinya dicintai orang. Atau cinta seseorang istri yang menghabiskan banyak uang suaminya untuk merias dirinya, berpakaian menarik, yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan karena suaminya melirik wanita lain yang lebih menarik.

Itu karena mereka hanya ingin dicintai, bukan mencintai.

Mei tulus mencintai Ika. Mei tahu suatu saat akan berpisah dengan orang yang dicintainya. Mei tidak merasa menderita akan kecintaannya untuk Ika. Sungguh pun ia merasa sangat berbahagia. Mei menemukan seorang wanita yang tidak hanya menarik dari fisiknya, namun wanita tersebut mampu meredam emosi dan keegoisan Mei. Mana ada wanita itu sebelumnya. Ika adalah wanita yang diinginkan Mei, sekaligus yang ia butuhkan.

Mei bukanlah orang yang banyak bicara, tetapi akan berbeda jika sudah bersama Ika. Perilaku Ika yang selalu bercanda dan tertawa setiap kali mereka bersama, kadang mengganggu orang-orang disekitar mereka, tapi pasti selalu membuat iri pasangan lain, karena tidak bisa sebahagia dan seramai mereka berdua. Mei menemukan kecocokan dan kebanggaan jika melakukan hal-hal bodoh saat bersama Ika, karena itu pasti membuat Ika tertawa lepas. Mei jadi dirinya sendiri, tanpa peduli apa kata orang.

Mereka yang menertawakan cinta Mei adalah orang-orang yang iri akan cinta yang Mei dapatkan dan berikan kepada wanita pilihannya. Orang-orang itu tidak pernah mendapatkan cinta sebesar itu. Mereka adalah orang-orang yang hina karena menertawakan kemurnian cinta Mei untuk Ika.

Mei tau, mungkin cintanya tidak akan berada disampingnya selamanya. Mei menemukan wanita yang ia dambakan yang mungkin ia tidak akan dapatkan. Mei harus siap dengan segala konsekuensinya untuk merelakan Ika dengan orang lain yang menjadi pendampingnya. Mei tidak mau memikirkan hal itu sekarang, yang Mei mau hanya berbahagia dengan Ika sekarang, sampai waktu ketika Ika akan pergi darinya. Biarlah bersedihnya nanti, jika sudah berpisah.

Mei sadar takkan bisa jauh dari Ika. Tapi Mei juga sadar takkan bisa bercanda seterusnya. Menanyakan kabarnya. Menelponnya setiap pagi hanya untuk membangunkannya. Mendengar suaranya yang tidak jelas saat pagi, yang bagi Mei lebih menyenangkan dibanding suara penyanyi mana pun jika mengucapkan hal yang sama. Bermanja dengan Ika seperti layaknya anak kecil. Atau pun berbisik di telpon saat malam hanya untuk bilang, “aku sayang kamu”, dan mendapat balasan “aku juga sayang kamu” supaya tidak terdengar orang rumah. Rutinitas yang tidak akan membosankan bagi Mei.

Begitu juga dengan yang dirasakan Ika, sesering apapun Mei menghubunginya bukanlah hal yang mengganggunya. Mei adalah orang yang mampu membuatnya kembali tertawa ketika merasa sedih ataupun marah dengan Mei. Kadang Ika marah kepada Mei, namun Mei selalu mampu membuat Ika kembali tersenyum. Ika bukanlah wanita yang mudah luluh ketika marah, ia dapat marah lebih besar jika pasangannya berdebat dengannya. Ika juga bukanlah wanita yang suka dimarahi oleh pasangannya, ia akan lebih marah kepada pasangannya. Beda jika dimarahi Mei, ia selalu menurut bahkan merasa jauh lebih bersalah dan bodoh karena tidak bisa meminta maaf dan menghibur Mei.

Ika ingin bersama Mei, seandainya waktu mempertemukan mereka lebih dulu. Mungkin ika akan disampingnya sekarang.


“Apakah kamu mencintai pria itu?” tanya Mei suatu ketika.
“Iya, aku mencintainya” jawab Ika pelan.
“..bolehkah aku berbohong?” lanjut ika.
“boleh..”



Tak ada pria yang lebih tau Ika dibanding Mei.
Takkan ada wanita yang saat ini lebih diinginkan Mei selain Ika.

Mei masih menantikan hari ketika ketika fantasi itu kembali datang dan menang.
Tanpa direncanakan.

----*----*-----


Aku harus berjalan dan berlari ratusan kilo untuk menemuinya
di tempat yang sangat tersembunyi.
Tidak pernah menyangka akan menemuinya disana.

Ia adalah mutiara yang aku temukan dikedalaman.
Mencintainya bukan sesuatu yang direncanakan.
Hanya sebuah takdir dari kuasa Tuhan.

Menemukannya diperlukan perjuangan.
Mendapatkannya hanyalah sebuah angan dan impian,
yang mungkin terwujud atau kembali terlupakan.








Beberapa tahun kemudian…

Sudah 3 hari Mei selalu pulang malam di kantornya yang baru, di Yogyakarta. Hari ini ia dapat pulang lebih sore, karena itu ia ingin sedikit bersenang-senang sendirian dengan mengendarai Mini Cooper barunya. Mei akhirnya mendapati dirinya ingin makan steak di daerah demangan, tepatnya WS Demangan.

Baru saja ia menikmati steaknya. Tepat di depannya duduk seorang wanita yang sangat ia kenal.
Mereka saling menatap. Tersenyum. Kembali hanyut dalam fantasi.




ps :
tx to Nidji (Dosakah Aku n Takkan bisa), yang lagunya begitu menginspirasi..

Label:

...,, waiting ,,...

11.56 / Diposting oleh me, myself and mine / komentar (0)

you to me are everything.
The sweetest song that I could sing.


saat aku tidak merasakan kehadirannya dalam kenyataan,
aku mencoba memejamkan mata dan merasakan,

cinta yang hadir dalam ketenangan hati,
bukan kekhawatiran..

cinta yang hadir dalam kerinduan,
bukan kegusahan..

cinta yang hadir dalam kekuatan,
bukan ketidakberdayaan..

The day you give your love to me won't be a day too late

Label:

CInta itu buta, percayalah.

19.31 / Diposting oleh me, myself and mine / komentar (0)

Metromini yang aku tunggu tidak menunjukkan keadaan kemunculannya. Sudah hampir setengah jam aku menunggu disini, ditemani rintik hujan dan teriakan kenek bus untuk menarik perhatian para penumpang. Pedagang asongan pun sudah lelah berjualan seharian, kini mereka sibuk membereskan jualannya. Pak polisi terlihat jauh lebih sibuk dengan memarahi supir metromini dan kopaja untuk menjalankan kendaraannya masing-masing. Tak ada hiburan yang menyenangkan disini.

Sejam lalu, aku masih berkutat dengan kerjaan dan luapan emosi untuk sang pacar. Deadline kerjaan seharusnya berakhir sore ini, tapi beberapa masalah teknis memaksa para AE untuk memundurkan jadwal kerjaan ke klien. Sedangkan dia, yang aku harapkan menemani aku dengan tertawa seperti malam-malam sebelumnya, malah dalam keadaaan yang tidak menyenangkan.

Terlalu simple permasalahannya, tapi juga tidak mudah untuk tidak menjadi sebuah permasalahan bagi aku. Hanya, mengapa tidak ada kabar dari dia dan ketika aku memarahinya karena tidak member kabar seharian, dia malah yang berbalik marah kepadaku. Aku lah yang tidak percaya dengan dia, aku lah yang suka negative-thinking, egois dan berbagai alasan lainnya. Fffffffkkkkkkk..!!

Rintik hujan semakin berani menyerangku, kini mereka dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Aku sempat berlindung di bawah tas, namun tidak ada perlindungan berarti, sehingga aku memilih menaiki metromini dengan nomer yang berbeda dan naek metromini lainnya di jalan. Metromini yang aku naeki, tidak terlalu penuh, jadi aku bisa memilih tempat duduk kedua dari depan sebelah kiri. Bajuku amat basah.

Dalam kedinginan dan bĂȘte. Aku tidak memperhatikan sepasang kekasih menaiki metromini dan menuju bangku paling depan, mereka tepat berada di depanku. Aku memperhatikan mereka ketika mereka mulai menduduki bangku di depanku. Seorang pria memeluk erat kekasihnya, seperti tidak akan membiarkan kekasihnya itu terlepas dari pelukannya. Dan beberapa kali ciuman mendarat di rambut kekasihnya.

Whaaaaaat...!? Apa yang terjadi denganku malem ini..!!??

Gak taukah mereka apa yang kualami malam ini. Kerjaan lembur, nunggu bus lama, berantem dengan pacar, keujanan dan kini aku harus melihat mereka bermesra-mesraan di depan mata aku. Ya mungkin mereka tidak tau apa yang aku alami, paling tidak mereka melihat ada orang yang duduk dibelakang mereka dengan wajah sangat bĂȘte!

Sekitar 15 menit aku menyaksikan keadaaan seperti itu.

Tak lama kemudian, wanita tersebut meneriakkan nama sebuah tempat kepada sang supir. Tak beberapa lama kemudian metromini pun berhenti.

Perlahan, sang wanita berdiri dan memegang besi di kursi untuk pegangan dia. Terlihat dia agak kesusahan untuk berdiri dan keluar dari bangku. Kemudian, tangan kirinya masi berpegangan dengan sang pria dan tangan kanannya berusaha meraba bagian lain untuk pegangan dia, sampai seorang penumpang membantu dia. Oh no..! Wanita itu tidak bisa melihat..!

Aku terdiam.

Kemudian, pandangan aku beralih ke tangan kiri wanita yang memegang kekasihnya, sampai pegangan mereka terlepas. Dan mataku beralih ke wajah sang pria. Oh no..!! Pria itu juga tidak bisa melihat..!!

Aku terdiam. Aku menelan ludah. Sampai metromini itu berjalan dan meninggalkan sang wanita, aku masih tidak bisa berpikir apa-apa.

Pikiran jelek aku tentang mereka berubah 180 derajat..! Bahkan aku merasa bersalah karena telah berpikiran negatif tentang mereka.
Yang ada di pikiran aku kemudian adalah aku menemukan makna lain dari sebuah kalimat, “cinta itu buta”

Dan pertanyaan-pertanyaan ..
Bagaimana mereka bisa saling cinta jika tak mampu melihat?
Bagaimana mereka bisa mempercayai pasangan mereka sepenuhnya?
Bagaimana mereka bisa tahu seseorang itu kekasih mereka?
Apakah cinta sejati itu sebenarnya bukan dilihat, tapi dirasakan?
…..?
…..?

Kemudian, aku menelpon..

“sayang, maafin aku.. AKU SAYANG KAMU.., sungguh..”


ps : note ini dibuat Tidak bermaksud menjelekkan kekurangan org lain.. hanya menceritakan kisah nyata.

Label:

page